expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Senin, 20 Januari 2014

note



Rindu

Aku ini anak pertama dari dua bersaudara. Usiaku dan adikku berbeda 7 tahun, itu membuat kami jarang akur dan mempunyai pemikiran yang berbeda. Kadang kami bisa akur dan bersama ketika sikap kekanak-kanakanku muncul. Terkadang aku merasa senang mempunyai adik yang sepemikirannya sama dengan pemikiran kekanak-kanakanku. Tapi tidak bisa dipungkirin, umurku yang tidak seumuran dengannya mempunyai beban hidup yang lebih besar dan berat, dan dia bukan tempat curhat yang tepat untukku. Malah kadang aku terlalu kesal dengan kelakuannya yang pandai sekali memfitnahku di depan orang tuaku. Sering aku berpikiran untuk memiliki seorang kakak laki-laki yang bisa mendengarkan curhatanku, terutama dalam hal percintaan. Tapi itu SANGAT mustahil, mana mungkin seorang yang telah ditakdirkan menjadi kakak akan memiliki kakak. Ya kecuali kakak ketemu gede, dari kecil aku senang sekali bermain dengan anak laki-laki hingga SMP, tapi setelah SMA teman dekatku hanya perempuan. Aku mengenal beberapa senior laki-laki di SMA, tapi tak seorangpun yang ingin aku jadikan kakakku.
Dan akhirnya aku mempunyai teman laki-laki yang bisa aku curhatin. Tapi sepertinya dia tidak suka dengan apa yang aku ceritakan, dan ketika aku memintanya menjadi kakakku dia tak mau. Tapi aku masih saja bercerita tentang masalah pribadiku kepadanya, hingga akhirnya aku jatuh cinta padanya. Dia tahu tentang perasaanku padanya, dan dia hanya mempermainkan perasaanku hingga 3 tahun lebih. Dari awal aku mengenalnya di kelas 1 SMA hingga awal aku memasuki bangku perkuliahan.
Sungguh aku membenci laki-laki itu, dia benar-benar hanya mempermainkan perasaanku. Hingga kini aku masih suka mengutuk dirinya. Dan aku bahagia ketika dia sekarang sudah makin membesar dan jelek. Aah sayang sekali kau kini menjadi buruk, lebih buruk dari yang ku bayangkan. HAHA
Tapi setelah aku lulus SMA beberapa tahun yang lalu, aku dekat dengan seorang laki-laki baik, lucu, penyabar, dan yang pasti menerima aku apa adanya. Menerima kekanak-kanakanku, sabar menghadapi kelakuanku yang menyebalkan. Dia selalu membuatku tersenyum, tertawa ketika aku sedang sedih. Dia pas sekali untuk menjadi seorang kakak untukku, selain dia anak terakhir dikeluarganya dia juga membuatku nyaman ketika bercerita.
Tapi kami hanya saling kenal di sms dan telpon. Dia manusia aneh yang di kirimkan Tuhan melalui pesan singkat yang di sengaja dia kirim dengan asal memencet nomor nelpon. Aku tak benar-benar ingat kejadiannya, kapan dan seperti apa aku mengenalnya. Tapi dia yang bercerita kalau kami saling kenal lewat sms nyasar yang dimulai darinya.
Setelah beberapa bulan kami mengenal, dia ingin main kekosku. Kami berbeda kota, kota kami sangat jauh, membutuhkan waktu berjam-jam dengan kendaraan umum. Tapi dia tetap nekat dari rumahnya ke tempatku hanya menggendarai sepedah motor tuanya. Dia sebenernya sudah bilang akan ke tempatku, dan aku mengiyakan karena seingatku aku tidak memiliki acara. Tapi karena buruknya ingatanku, akupun tak ingat di hari yang sama aku punya acara dengan anak-anak kampus di luar.
Saat aku sedang bersama teman-teman aku mendapatkan sms darinya, dan mengabariku bahwa dia sudah ada di kotaku. Aku memberi tahu keberadaanku, dan ketika dia sedang menyusulku, aku dan teman-temanku pergi ketempat makan yang entah dimana aku tak tahu jelas. Akhirnya kami gagal bertemu. Mungkin Tuhan belum mengizinkan kami bertemu saat itu. Aku yakin perasaannya saat itu pasti sangat kecewa, jauh-jauh nekat hanya untuk bertemu denganku tapi ternyata sia-sia.
Dengan berjalannya waktu, aku dan dia semakin akrab, aku semakin nyaman ketika bercerita dengannya. Aku bercerita banyak hal dengannya, mungkin hampir semua yang aku alami tiap harinya aku ceritakan padanya. Dia benar-benar seperti kakak kandungku. Ah Tuhan terima kasih kau telah mengirimkan dia padaku. Karena rasa nyaman itu akupun mulai merasakan jatuh cinta padanya, aku menyayanginya,  entah itu rasa sayang hanya sebatas kakak-adik atau rasa sayang antara perempuan dan laki-laki yang jelas aku bahagia dan senang ketika mendapat kabar darinya.
Sehari saja aku tak mendapat kabar darinya akupun merasakan gelisah, apa lagi yang aku tahu dia sudah memiliki kekasih, dan sering juga kekasihnya melabrakku. Sungguh aku merasa kesal ketika wanita itu mulai mengusikku. Akupun tak berani memberi kabar terlebih dahulu pada kakakku, aku hanya terdiam menunggu kabarnya terlebih dahulu. Aku takut ketika aku sms duluan wanita terkutuknya itu akan mengusikku. Aku tak pernah berpikiran untuk merusak hubungan mereka, walaupun aku menyayanginya. Sungguh, aku tak ingin mendapatkan karma dari Tuhan, aku tak berani untuk merusak hubungna mereka. Walaupun wanita terkutuk itu sangat terkutuk.
Dan dengan izin Tuhanpun kami akhirnya di pertemukan di salah satu tempat perbelanjaan besar di ibu kota. Dia bukan saja bertemu dengan ku, tapi dia juga bertemu dengan kedua orang tuaku dan adikku. Senang rasanya akhirnya aku bisa bertemu dengannya. Dan melihat langsung senyum bahagianya ketika bertemu denganku.
Tapi dengan berjalannya waktu, hubungan kami sekarang tak sebaik dulu. Ah kakak aku merindukanmu.

4 komentar: