La dolce vita
(hidup yang indah)
Dicembre 23,
2014. Roma
“Veni, Vidi, Vici, Italia1” . Itulah empat kata yang
aku teriakkan setelah turun dari pesawat
terbang di bandara Fiumicino, Roma.
“Kak, apa-apaan sih? Di liatin orang
tuh”. Itu respon adik laki-lakiku yang bernama Yuwan setelah aku berteriak di lapangan bandar udara.
“Biarin aja, mereka engga kenal kita
ini”. Kataku cuek.
Kami tiba di Roma pukul 06.30 waktu
Roma. Aku melihat sekumpulan orang-orang dengan memegang
bendera segitiga kecil berwarna biru muda dengan bertulisan TOUR INTERNAZIONAL
DI ROMA, aku mengajak adikku untuk menghampiri mereka. Setelah aku menanyakan siapa
mereka, benar saja mereka kelompok orang yang tour bersama kami, mereka dari
beberapa Negara yang jam penerbangannya tidak jauh dengan kami dan saling menunggu.
Lalu setelah semua orang yang di tunggu sudah berkumpul semua kami keluar
bandara menunggu bus yang akan menjemput kami di
pinggir pintu keluar. Tak lama kemudian aku melihat bus putih kecil dengan tulisan TOUR INTERNAZIONAL
DI ROMA melaju dan melambat tepat di depan kami, kami berjalan dan masuk ke
dalam bus. Saat kami memasuki bus, aku melihat dua bangku kosong tepat di
belakang supir, dan aku serta
adikku duduk di tempat itu. Sebelum aku duduk, aku
melihat seluruh isi bus ini dan melihat wajah-wajah bahagia dari para penumpang.
Aku duduk di dekat jendela, agar aku dapat melihat indahnya salju di jalanan
Roma.
Aku sangat berterima kasih pada ayah
dan bundaku yang telah memberikan tiket tour selama musim dingin di Italia
setelah aku menjadi Sarjana Psikologi. Dan seharusnya adikku berterima kasih padaku
dan Christian kekasih ku, karena dia hari ini ikut denganku. Rencananya aku dan
Chris yang akan menikmati musim dingin di Italia. Tapi karena Chris tidak bisa
meninggalkan ko’assnya yang tinggal beberapa bulan, jadi Chris memberikan tiket tour
pada adikku yang sedang libur menjelang tahun baru selama dua minggu.
NB
: 1. Italia, aku datang, aku lihat, aku menang.
Location
at area Aventino luxurious, fasilitas tour menawarkan kenyamanan modern seperti
pemandian air panas, penghangat ruangan, akses internet, dan sebuah ruang duduk
yang di lengkapi televisi dan bermacam-macam buku. Hanya dengan berjalan kaki
sebentar Anda bisa menemukan banyak kafe, resto pizza, toko kue, dan
supermarket. Kawasan ini juga dilayani oleh Kereta Linea B (Halte Circo
Massimo), juga beberapa jalur bus.
Aku
memberikan brosur tour yang telah aku
baca itu ke adikku dan melihat keluar jendela
ketika bus memasuki sebuah jalan raya besar yang di padati kemacetan karena
jalanan di penuhi salju. Dalam waktu singkat mereka berhasil keluar dari autostrada, jalur bebas hambatan, dan
melaju melewati Roma. Aku belum pernah melihat begitu banyak bangunan-bangunan yang
terlihat tua. Tidak ada gedung pencakar langit atau gedung perkantoran modern,
hanya ada gedung apartemen atau pertokoan. Begitu kuno, persis seperti
gambar-gambar di brosur!
Bus menyisiri sebuah lingkungan yang
berlembah-lembah dan sunyi. Aku memperhatikan bahwa gedung-gedung apartemen
sudah di ganti oleh rumah-rumah indah dengan taman buatan yang di kelilingi
tembok. Dari sini aku bisa melihat banyak pemandangan kota, aku melihat St.
Peter’s, lokasi Vatikan dan sungai Tiber yang mengalir melewati kota.
Aku memandang panorama yang
terbentang di hadapanku, didominasi oleh sungai serta kubah Vatikan yang penuh
detil indah di belakangnya. Aku melihat Parco Savello. Dulu, di sini ada sebuah
kastil yang dimiliki oleh sebuah keluarga yang sangat kaya. Gerbang yang
mengarah ke gereja bernama Santa Sabina. Dan Circus Maximus, tempat orang
romawi kuno mangadakan perlombaan kereta pada zamannya.
Tak lama kemudian kami pun sampai di
Aventino, tempat para tour tinggal selama dua minggu ini. Tempatnya
mengesankan, memiliki empat tingkat, di balut plester semen berwarna kemerahan
dengan detil berwarna lebih terang di sekelilingi jendela tinggi melengkung
yang di bingkai oleh penutup jendela berwarna coklat.
Kami memasuki gedung dan di sambut
oleh Mr. Fabrizio, pria tampan asli Italia yang mengadakan tour ini. Dia
memberikan sambutan yang hangat pada kami semua, iapun memberi tahu aturan yang
berlaku di Italia, penyewaan ponsel dan lainnya. Ia memberi tahu kami bahwa di
kota ini tidak sering terjadi kekerasan, namun banyak pencopet dan penjambret,
jadi lebih baik kita hanya membawa surat-surat penting saat berpergian tanpa
membawa tas.
Kamarku dan kamar adikku
bersebelahan. Kami beristirahat sejenak hingga sarapan siap di sajikan oleh
Signora Emanuela. Saat menunggu sarapan siap di sajikan, aku memberikan kabar
ke Chris, kedua orang tuaku, dan Stefano temanku yang bertempat tinggal di Venezia
melalui facebook. Aku memberi tahu mereka bahwa kami sudah sampai di Aventino.
Sarapan
pagi ini di awali dengan roti, susu, jus, Cappucino,
dan Lasagna, pasta yang dipanggang di oven dan merupakan makanan tradisional Italia. Orang Italia tidak suka memakan makanan kalengan dan
makanan yang diawetkan. Bagi mereka memakan makanan kalengan atau makanan yang
sudah diawetkan adalah "sangat aneh dan menyedihkan".
Perjalanan
pertama kami dimulai dari mengelilingi Forum, ini adalah jantung masyarakat
Romawi kuno. Di Forum inilah orang Roma mengadakan berbagai perayaan,
beribadah, berpidato, dan melaksanakan pemerintahan. Orang-orang Roma juga
berbelanja, makan, minum, berkumpul dengan teman-teman mereka, dan mengunjungi
spa kesehatan di sini. Setelah itu kita berjalan ke Colosseum yang terletak
tidak jauh dari situ. Tempat ini adalah arena olahraga raksasa Romawi kuno, pada
zaman itu hiburan berkisar antara pembunuhan dan mutilasi. Gladiator melawan
gladiator, penjahat dipaksa bertarung satu sama lain sampai mati, dan binatang
buas seringkali dilempar ke tengah mereka, sekedar meramaikan suasana. Tidak
heran jika disini para turis sering mendengar suara-suara seperti gladiator
yang sedang bertarung didalam, padahal tidak ada satu pun gladiator yang
bertarung, banyak turis yang mengatakan bahwa tempat ini angker.
Dan tour hari
ini di akhiri dengan berjalan mengitari Tembok Aurelia, yang mengelilingi kota
Roma kuno dan melindunginya dari para penjajah. Kuil ini di dedikasikan untuk
seorang tokoh ternama dalam mitologi, yaitu Hercules, putra Zeus. Dan pada
bangunan kecil kedua adalah Roman Holiday
yang di dalamnya terdapat Bocca della Veritá, atau Mulut Kebenaran. Sebuah
patung wajah batu yang mengerikan yang terpasang di tembok. Menurut legenda
abad pertengahan jika seorang pembohong memasukkan tangannya ke dalam mulut
ini, rahang patung ini akan menyambarnya.
Setelah seharian
mengelilingi kota Roma hari ini kita makan malam di sebuah osteria. Mereka menyajikan makanan Spaghetti, Tagliatelle, sebuah pasta klasik dari region Emilia-Romagna di Italia. Mereka tidak menyajikan Cappucino
pada kami, karena di Italia Cappuccino
diminum hampir selalu hanya pagi-pagi untuk makan pagi. Tidak seperti di negara
lain yang hampir sepanjang hari membuat Cappucino.
Diseluruh
daerah Italia dipakai bahasa Italia yang merupakan bahasa resmi. Orang Italia sangat mencintai bahasa dan
daerahnya, sehingga wisatawan berbahasa asing yang datang ke Italia sedapatnya menguasai sedikit bahasa
ini. Bahasa Inggris hanya digunakan di kota-kota besar seperti Roma dan Milan.
Tidak heran
jika di tempat ini aku mendengar para pengunjung
berbicara bahasa Italia, padahal di tempat ini di penuhi para turis. Masyarakat Italia memiliki sifat sangat dekat dengan keluarga/ memiliki hubungan kekeluargaan yang erat. Setiap jam makan siang tiba
maupun setiap jam makan malam merupakan saat berkumpul dan menjadi semacam
perayaan kecil bagi keluarga. Akibatnya dalam jam-jam tersebut lalulintas di
kota-kota/ desa di Italia dapat menjadi sangat sepi karena seluruh masyarakat
Italia biasanya pulang ke rumah untuk makan bersama keluarga. Seperti malam ini, jalanan terlihat sangat sepi. Disana hanya terlihat
pohon-pohon cemara yang di hiasi dengan bermacam hiasan natal dan salju.
Hari
ini hari kedua kami berada di Italia, esok adalah hari Natal dan suanasa Natal
di sini sudah sangat terasa. Aku melihat orang-orang sibuk menyiapkan untuk festival
La Vigilia di Natale (Malam Natal). Pada
tanggal 24 Desember di provinsi tenggara Italia ada banyak kota yang menyambut
kedatangan Kristus dengan api unggun tradisional (ndoccia atau farchie)
di alun-alun utama Abruzzo.
Tour hari
ini di mulai dari Testaccio, daerah yang bersebelahan dengan Aventino. Daerah
ini lumayan muram, jenis daerah industri dan sekitarnya. Dahulu kala, tempat
ini adalah tempat pembuangan sampah kota. Lalu sekarang rumah penjagalan hewan
berada di bagian kota ini. Salah satu tempat terkenal dari lingkungan ini
adalah sebuah piramida di mana beberapa politisi terkemuka dikuburkan ribuan
tahun yang lalu. Ternyata dahulu orang-orang Roma sangat menggilai budaya mesir
Lalu kami melanjutkan ke pantai Lido di Ostia.
Jaraknya hanya setengah jam naik kereta, Ostia Antica adalah pelabuhan laut
zaman Roma kuno dan merupakan pusat operasi pasukan laut selama masa keemasan
kekaisaran. Di tepi pantai Lido di Ostia ramai dengan resor dan lokasinya juga
dekat dengan beberapa reruntuhan Roma.
Lido di Ostia agak kumuh dan tidak terurus, tapi ada banyak
restoran pizza, bar dan restoran makanan laut yang terhampar di sepanjang
pantai, berdampingan dengan beberapa hotel kuno yang butuh dicat ulang. Kami
bersantai di pinggir pantai dan aku memperhatikan orang-orang di sana.
Nenek-nenek Italia bertubuh besar bermain bersama para balita, di sebelahnya pasangan-pasangan
muda yang mengenakan baju renang mini. Kau tahu betaba dinginnya disini, tapi
mereka mengenakan pakaian renang mini. Apa mereka tidak takut mati membeku? Aku
juga melihat beberapa keluarga menyajikan makanan siang piknik yang mewah,
lengkap dengan anggur, di atas selimut pantai mereka. Orang Italia tahu betul
cara makan.
Selanjutnya kami meninjau Lapangan St. Peter, masuk ke Basilika.
Kami memasuki sebuah wilayah yang bukan bagian dari Roma. Kota Vatikan diatur
sepenuhnya oleh hukum-hukumnya sendiri-kota ini memiliki kepolisian sendiri,
kantor pos, mata uang, dan bahkan stasiun radionya sendiri. Memasuki Basilika
harus berbusana sopan, karena kita juga harus menghormati keyakinan mereka yang
tinggal dan bekerja di sini. Syukur hari ini adalah musim dingin, jadi para
tour tidak ada yang khawatir dengan peraturan itu, kerena semua tour
menggunakan switer dan baju hangat untuk menutupi tubuh mereka.
Bangunan-bangunan tertua di sini didirikan pada abad kelima belas,
dan banyak seniman Italia terhebat sepanjang masa ikut terlibat dalam desain
serta dekorasinya. Museum Vatikan, yang kami kunjungi sore ini, berisi koleksi
harta pusaka manakjubkan yang tiada tara nilainya. Di sini kami melihat
contoh-contoh mosaik, permadani, keramik, karya logam yang mengagumkan-hampir
dalam setiap medium yang bisa dibayangkan, semua di ciptakan oleh seniman dan
pengrajin ahli dan telah melewati banyak zaman, hingga zaman sekarang.
Kami menghabiskan beberapa jam di museum-museum Vatikan, sampai
terakhir di Kapel Sistine. Seperti yang kalian ketahui, Basilika adalah
katedral terbesar di dunia, dan Pietà
, karya Michelangelo, adalah salah satu dari pusaka seni teristimewa yang kami
lihat. Langit-langit Michelangelo yang
ia kerjakan siang-malam selama empat tahun, di bawah tekanan terus-menerus
untuk menyelesaikan tugas, sampai matanya rusak, adalah salah satu karya seni
yang paling menakjubkan di dunia. Karena malam ini adalah malam Natal dan
kebetulan kami berada di Vatikan. Vatikan yang sebagai pusat Katolik Roma
mengadakan upacara keagamaan. Ada serangkaian massa merayakan Natal, dengan
misa tengah malam menjadi salah satu yang paling penting. Karena aku dan adikku
adalah muslim kami meminta izin kepada Mr. Fabrizio untuk kembali ke Aventino
lebih awal. Dan Mr. Fabrizio pun mengizinkan kami untuk kembali ke Aventino.
“Grazie per la Sua gentilezza Mr. Fabrizio. Buon Natale2”.
Kataku ketika Mr. Fabrizio mengizinkan kami untuk kembali ke Aventino lebih
awal..
“Sei il benvenuto, signorina Bella3”. Jawabnya dengan
senyuman manis khasnya.
NB
: 2. Terima kasih atas kebaikan Anda Mr.Fabrizio. Selamat Natal.
3.
You’r welcome, nona Bella.
Sepanjang
liburan Natal banyak yang kami lakukan di Aventino. Beberapa hari ini kami
tidak melakukan tour di luar, kami merayakan tradisi Natal di penginapan. Pada kalender Italia 25 Desember bukan hari raya khusus. Sepanjang bulan
Desember dan Januari ada sejumlah hari libur keagamaan untuk menandai musim. Seperti:
tanggal 6 Desember
adanya festifal La Festa di San Nicola,
Festival untuk menghormati St Nicholas, santo pelindung gembala
tanggal 8 Desember L'Immacolata Concezione, perayaan
Immaculate Conception
tanggal 13 Desember La Festa di Santa Lucia, Hari St Lucy
tanggal 24 Desember La Vigilia di Natale, Malam Natal
seperti yang di lakukan di Vatikan lalu
tanggal 25 Desember
jelas hari Natal, di Natale
tanggal 26 Desember La Festa di Santo Stefano, Hari St
Stephen menandai pengumuman kelahiran Yesus dan kedatangan Tiga Orang Bijak
tanggal 31 Desember La Festa di San Silvestro, Malam Tahun
Baru
tanggal 1 Januari Il Capodanno, Hari Tahun Baru
tanggal 6 Januari La
Festa dell'Epifania, Epiphany ini
Kami melakukan beberapa tradisi yang
orang Italia lakukan selama Natal seperti: The Ceppo, bingkai kayu
beberapa meter tinggi yang dirancang dalam bentuk piramida. Bingkai ini
mendukung beberapa tingkatan rak, sering dengan adegan palungan di bawah
diikuti dengan hadiah kecil buah, permen, dan menyajikan di rak atas. Lilin
kecil diikat ke sisi runcing dan bintang atau boneka kecil tergantung di
puncak. Seperti menghias pohon natal. Lalu Takdir urn, Suatu tradisi kuno di Italia panggilan untuk setiap anggota
keluarga secara bergiliran menggambar hadiah dibungkus keluar dari sebuah
mangkuk hias besar sampai semua hadiah didistribusikan. Namun kami melakukan
panggilan bergilir kepada semua para tour. Dan kami juga melakukan Zampognari
dan Pifferai, di Roma
dan sekitarnya bagpipers dan pemain flute, dalam warna-warni kostum tradisional
rompi kulit domba, celana di atas lutut, stoking putih dan jubah hitam panjang,
melakukan perjalanan dari rumah mereka di pegunungan Abruzzi untuk menghibur
kerumunan orang di kuil agama. Mr. Fabrizio, beserta Signor dan Signora Emanuelalah
yang melakukan perjalanan itu ke kamar-kamar para tour dan membagikan hadiah
pada kami, ia memberikan Permen
tradisional i Dolci item terpenting untuk menu
di Natale.
Sungguh Natal yang mengesankan, baru
pertama kali ini aku melakukan tradisi Natal, di Italia pula. Aku tahu perasaan
mereka para tour yang merayakan Natal tanpa berkumpul bersama keluarga, mereka
pasti sedih meskipun wajah mereka tampak bahagia, karena berkumpul bersama
keluarga adalah kado terindah dalam acara apapun.
Signora Emanuel tidak lupa membuat
hidangan menu Natal pada kami, ia membuatkan kami baccalà (ikan
cod asin), bihun, pasta
panggang , ayam kebiri dan kalkun, beserta
penutupnya Cicerata makanan penutup manis yang menjabat selama liburan
Natal, struffoli (Neapolitan kue madu), Cenci (pita goreng kue ditaburi dengan gula bertenaga), buah ara
kering, almond manisan, chestnut, buah-buahan dan sayuran marzipan. Rasanya luar biasa lezat, Signora Emanuel sangat pandai membuat hidangan
tradisional Italia.
Pada tanggal 31 Desember kami merayakan festival malam Tahun Baru La
Festa di San Silvestro. Seperti festival
Italia lainnya, makanan adalah peran utama dalam festival ini. Kami berkumpul
bersama untuk sebuah pesta besar. Bintang malam adalah lentil, melambangkan
uang dan nasib baik untuk tahun mendatang. Secara tradisional, makan malam di
banyak bagian Italia juga mencakup
Lenticchie Stufate di Capodanno, cotechino,
sosis dibumbui besar, atau sebuah zampone, boneka babi pengeliling.
Daging babi melambangkan kekayaan kehidupan di tahun mendatang. Tapi aku dan
adikku tidak bisa mencicipi zampone
yang terlihat lezat itu.
Kembang api
besar tengah malam menampilkan merayakan datangnya Tahun Baru. Kebanyakan kota
memiliki layar publik di alun-alun. Kami pergi ke Naples untuk merayakan Tahun
Baru, Naples dikenal karena memiliki salah satu menampilkan kembang api Tahun
Baru yang terbaik dan terbesar di Italia. Selain kembang api, menari juga
populer dan banyak di lakukan di kota-kota seperti Roma, Milan, Bologna,
Palermo, dan Napoli. Tahun Baru juga dirayakan dengan spumante atau prosecco,
anggur bersoda Italia. Tahun Baru sering akan bertahan sampai matahari terbit
untuk melihat matahari terbit pertama di tahun yang baru lahir. Satu hal lagi,
kami tidak lupa untuk mengenakan
pakaian merah untuk cincin di Tahun Baru. Orang Italia mengatakan itu
akan membawa keberuntungan pada kami di tahun mendatang.
Selama dua minggu kami melakukan perjalanan
ke Roma, Vatikan, Naples, Pompeii, dan kota lainnya. Serta melakukan kegiatan
tradisi Natal Italia, dan Tahun Baru di Naples, hari ini adalah hari perpisahan
kami. Aku sangat bahagia ketika melakukan perjalanan ini bersama yang lain, dan
aku sedih ketika kita harus berpisah. Aku mengantar adikku kebandara Fiumicino
untuk kepulangannya ke Indonesia, dan sesuai rencana awal, aku melanjutkan
perjalanan ke Venezia bersama Stefano. Stefano menjemputku dengan Ferari hitam terbarunya di bandara
Fiumicino.
“Dove va Noi?4”. Tanya
Stefano saat kami dalam perjalanan
“Al ristorante5”. Jawabku
“Boun’idea! Andiamo al ristorante!6”.
Stefano mensetujui usulku. Dan kamipun meninggalkan kota Roma.
Selama perjalanan aku melihat
sungai-sungai kecil dan beberapa gereja megah yang indah. Setelah beberapa jam
perjalanan dari Roma ke Venezia, Stefano menghentikan mobilnya di parkiran
restoran ternama di Venezia. Suasana di sini sangatlah romantis. Saat kami
memasuki restoran, kami di sambut oleh dua patung berwarna coklat dengan
pakaian seperti bangsa romawi kuno yang memegang tongkat di tangan kirinya, di
langit-langitnya di penuhi lukisan indah, dan kamipun mendengar alunan musik
romantis kombinasi dari gitar, Biola dan Flute.
Stefano
memesan Pizza
Ai Frutti Di Mare, Pizza ini menggunakan topping aneka
seafood seperti ikan kakap merah, udang, salmon, kerang hijau di balut dengan
keju mozzarella. Dan aku memesan Pizza
Quatro Fromagi, pizza ini menggunakan 4 jenis keju Italia yaitu, Parmesan,
Gorgonzola, Ricotta dan Mozzarela yang tentunya akan memberikan pengalaman
tersendiri dengan kekayaan rasa kejunya. Uniknya pizza di sini tidak di
panggang dengan oven melainkan secara tradisional menggunakan tungku.
Menggunakan tungku memiliki keunggulan dalam hal aroma dibanding menggunakan
oven. Itu yang dikatakan Stefano padaku.
Setelah selesai makan sore, Stefano
mengajakku ke Palazzo
Ducale, jaraknya hanya 0,1 km dari pusat
kota. Palazzo Ducale adalah objek
wisata tempat bersejarah, aku melihat bangunan-bangunan arsitektur
yang mengagumkan dari museum dan galeri di sini. Italia begitu banyak tempat-tempat
yang mengagumkan. Jika kau mencintai seni negara inilah yang cocok untuk kau kunjungi.
NB : 4. Kemana
kita akan pergi?
5. Ke restoran.
6. Gagasan bagus!
Mari kita pergi ke restoran!
Di rumah Stefano aku di sambut
dengan baik oleh kedua orang tua Stefano dan adik perempuannya. Pas saat kami sampai Signor
Andrea ayah Stefano sedang menonton televisi, Stefanopun
duduk didekat ayahnya, Aku dan Petrecca adik Stefano membantu
Signora Andrea yang sedang menyiapkan makan malam di dapur. Signora Andrea
membuat Cappucino di Fungi, makanan
sejenis sup khas Venezia, Pizza Bianco
dengan adonan tipis kering yang di penuhi dengan keju Parmesan dan Mozzarela
serta membuat Spaghetti, pake saus pesto, dan black and green olive.
Berjam-jam kami berbincang-bincang
di meja makan, benar yang orang bilang tentang kegiatan makan orang Italia di
rumah ‘Kegiatan makan siang atau makan malam dirumah bersama
keluarga ini bisa menghabiskan waktu berjam-jam’.
Kalau di rumahku hanya makan malam saja kami bisa berkumpul bersama di meja
makan. Ini adalah moment yang sangat jarang aku dapatkan di rumah, rela pulang
dari kantor demi makan bersama keluarga di rumah.
Meskipun aku tinggal enam minggu di
rumah Stefano secara gratis bukan berarti aku tidak melakukan apa-apa. Aku di
bantu Stefano untuk mencari pekerjaan selama aku tinggal di Venezia. Aku bekerja
di restoran pertama yang aku kunjungi saat aku di Venezia, aku dapat bayaran
tiap minggunya, disini memang banyak lowongan kerja sepanjang liburan, apa lagi
liburan musim dingin seperti ini. Stefano selain kuliah teknik di universitas
La Sapienza juga sebenarnya bekerja sepanjang musim dingin ini di Grand Canal
sebagai gondolier, seorang pendayuh gondola yang sambil bernyanyi romantis
untuk para penumpangnya. Yang ku tahu para gondolier itu tampan dan juga
memiliki suara merdu, berarti selain tampan Stafano pun memiliki suara yang
merdu. Tak menyangka aku mempunyai teman seperti dia.
Setiap kami libur kerja, Stefano selalu mengajakku jalan-jalan mengunjungi tempat wisata di Venezia seperti Galeri Academia, Sestieri, Piazzas dan campi Venesia, Istana dan Palazzi, dan banyak lagi tempat wisata yang indah lainnya. Ia dan keluarganya pun mengajakku ke stadion Pierluigi Penzo untuk melihat tim sepak bola mereka bermain disana. Di Italia hampir seluruh warganya sangat mencintai sepak bola, tak heran jika Signora Andrea ikut meramaikan stadion. Sebenarnya aku sama sekali tidak mengerti tentang sepak bola, tapi kapan lagi aku bisa melihat secara langsung pertandingan persahabatan antara tim Inter Milan dengan Venezia.
Sudah hampir dua bulan ini aku
berada di Italia, aku sangat rindu dengan keluargaku di Indonesia dan kekasihku
Chris, besok adalah Ulang Tahunku dan tahun ini aku tidak berkumpul dengan
orang-orang yang aku cintai di hari lahirku.
Pagi harinya ketika aku keluar kamar ternyata
Stefano, Petrecca, Signor Andrea beserta Signora Andrea, sudah kumpul di meja
makan dengan cake Ulang Tahun yang tertulis ‘TANTI AUGURI, BELLA7’
dengan lilin angka 23, aku sangat terkejut dengan ini semua, mereka tahu Ulang
Tahunku dari mana? Ah
tidak
peduli mereka tahu dari mana, aku akan tetap berterima kasih dengan semuanya
karena sudah membuatkanku kejutan. Dan tidak hanya itu, aku di berikan kado
oleh Petrecca sebuah gelas kristal yang indah dan unik. Venezia dikenal
sebagai daerah penghasil suvenir kristal bermutu tinggi di Eropa dengan
berbagai bentuk.
Malamnya aku di ajak oleh Stefano menggunakan Vespa biru mudanya ke
Grand Canal untuk mengelilingi pulau Burano, Lido, Murano, Isola di San
Michele, Sant'Erasmo, San Lazzaro degli Armeni, dan pulau lainnya yang
mengelilingi Venezia. Stefano sendirilah yang mendayung gondolanya dan bernyanyi
lagu romantis untukku. Malam yang indah, andai saja Chris yang bersamaku, pasti
Ulang Tahunku sangat sempurna.
Dalam perjalanan kembali pulang ke
rumah Stefano, Stefano menghentikan skuternya di pinggir jalan dekat pohon
cemara yang tinggi dan indah masih dengan penuh hiasan Natal. Aku tidak tahu mengapa ia tiba-tiba menghentikan
skuternya disini.
“Che cosa c’e Stefano?8”. tanyaku bingung.
“Attendetemi qui!9”. Perintah Stefano setelah dia
memarkirkan skuternya, aku menuruti perintahnya, aku menunggunya di atas skuter
sedangkan ia berlari entah kemana. Aku menunggunya kira-kira lima menit.
Ketika aku sedang melamun tiba-tiba ada sebuah tangan kanan dari belakang ku yang memegang
setangkai bunga mawar merah di hadapanku, saat aku membalikkan tubuh, aku
melihat Stefano ada di belakangku.
“Da dove viene?10”. Tanyaku bingung, aku tidak melihat
ia kembali, tapi ia sudah ada di belakangku. Dia hanya tersenyum membalas
pertanyaanku dan aku semakin tidak mengerti ketika bunga yang ia pegang di
hadapkan kepadaku “Che cosa è questo?11”.
“Ini mawar untukmu”. Jawabnya tetap dengan aksen Italia yang
kental.
Aku menerima mawar pemberiannya dan tersenyum padanya “Terima
kasih”.
“Mawar ini sebagai tanda cintaku padamu Bella. Bolehkah aku
menjadi kekasihmu?”. Aku sontak saja kaget dan hampir terjatuh dari skuter
Stefano, aku hanya diam binggung harus bicara apa. Selama beberapa minggu ini
aku bersama Stefano tidak mungkin juga di antara kami tidak ada perasaan apa-apa,
dan aku juga tidak bisa membohongi diriku sendiri. Aku juga menyukai dan
menyayanginya, siapa yang tidak suka dengan pria Italia yang tampan, baik hati,
dan romantis seperti dirinya? Kalau saja aku tidak memiliki Chris, tanpa pikir panjang aku akan
menerimanya.
“Aku menghargai semua kebaikanmu padaku, tapi maaf aku sudah
memiliki kekasih Stefano”.
“Aku tahu itu, tapi aku tidak peduli. Aku mencintaimu sejak kita pertama
kali jalan bersama”.
Aku sungguh bingung, aku memiliki
Chris dan kalau aku menolaknya apakah aku masih di izinkan untuk tetap tinggal
di rumahnya? Atau aku akan di tendang jauh-jauh dari Venezia? Kalau aku terima,
bagaimana dengan hubungan aku dan Chris? “Haruskah aku menjawab itu sekarang?”.
Tanyaku agak ragu.
“Tentu”. Jawabnya dan menunggu
jawaban dariku. Aku diam sejenak untuk memikirkan kata apa yang tepat untuk aku
sampaikan padanya sehingga aku tidak menyakitinya.
“Aku juga menyukaimu dan menyayangimu Stef.
Tapi maaf, aku hanya memiliki satu hati dan aku sudah menukarkan hatiku dengan
hatinya Chris kekasihku. Dan kini hati yang ada di tubuhku adalah milik Chris”.
Lalu aku berdiri di hadapannya dan menangkup wajahnya yang dingin dengan kedua
tanganku “Tapi jangan khawatir kau akan selalu aku simpan di hatiku paling
dalam sebagai sahabatku yang terbaik dari Venezia, dan itu tidak akan pernah
aku hapus dan aku lupakan”. Lalu aku mendekatkan wajahnya dengan wajahku dan
aku mencium bibirnya dengan mata yang
tertutup. Stefano-pun membalas ciumanku dengan begitu
lembut dan memeluk tubuhku dengan lembut dan hangat. Ketika itu salju turun dengan begitu
indah.
“BELLA! APA YANG KAU LAKUKAN?”. Aku
mendengar suara yang aku kenal dari arah belakang stefano. Mana mungkin dia, kataku dalam hati. Aku membuka mataku perlahan dan sontak aku kaget ketika
meliha melihat sosok pria tinggi kurus dengan
berpakaian baju musim dingin berwarna hitam di belakang
Stafano, lalu aku melepaskan ciuman itu dan melepaskan tubuhku dari pelukan Stefano dan menjauhin
tubuhku dari tubuh Stefano.
“Chris. Sejak kapan kau ada di
situ?”. Tanyaku kaget ketika tiba-tiba melihat Chris berdiri tidak jauh dari
kami.
“APA YANG KAU LAKUKAN DENGAN PRIA
ITU DI JALANAN SEPERTI INI?!”. Bentak Chris dan menarik tanganku menjauhi Stefano. “What are
you doing with my girlfriend?” Chris meninju pipi kiri Stefano dengan begitu kencang hingga
Stefano hampir terjatuh, dan bibir
kirinya berdarah.
“Aku bisa jelasin semuanya Chris”.
Aku mulai panik dan menenangkan Chris yang sudah mulai marah.
“Apa yang perlu dijelasin? Semuanya udah
jelas, aku melihat semuanya di sini. Kau berciuman dengannya, kau menghianati cinta kita.
Kita akhiri saja hubungan kita disini, aku kecewa denganmu. Ternyata kau main
di belakangku saat kita terpisah benua?”. Chris pergi meninggalkan kami. Saat
aku akan mengejarnya Stefano menarik
tangan kananku menahan aku pergi.
“Che cosa desidera?12”.
Kataku berusaha melepaskan tanganku dari genggamannya yang erat.
“Ti amo, Bella13”.
Katanya tetap memegang tanganku erat.
“Lo lo amo, Stef. Mi dispiace tanto14”.
Kataku dan melepaskan genggaman tangannya dari tanganku dengan perlahan.
Stefano-pun melepaskan genggamannya. Lalu aku mengejar dan mencari Chris yang
sudah berjalan jauh dariku. Ketika aku yakin melihatnya aku berlari dan
berteriak memanggil namanya, Chris-pun berhenti dan membalikkan tubuhnya. Lalu
aku memeluknya dengan erat.
“Aku minta maaf Chris, sungguh bukan
Stefano yang salah. Ini semua salah paham. Aku yang salah, aku yang menciumnya terlebih
dahulu. Ia bilang mencintaiku, tapi aku mencintaimu dan aku tak ingin kehilanganmu.
Aku menciumnya untuk tanda persahabatan. Jangan marah Chris ku mohon”. Kataku mencoba
menjelaskan kepadanya dengan pipi yang di penuhi air mata.
“Kau tidak bohong dengan yang kau katakan?”. Tanya Chris.
“Tidak. Kapan aku
pernah berbohong denganmu? Aku mencintaimu
Chris. Aku enggak mau ini semua berakhir”.
“Aku juga mencintaimu Bel. Jangan buat cintaku padamu luntur,
karena itu akan menyakitkan”. Katanya dan Chris membalas memelukku dan
mengkecup keningku dengan lembut.
NB
: 7. Selamat Ulang Tahun, Bella.
8. Ada apa Stefano?
9. Tunggu saya disini
10. Dari mana kamu datang
11. Apa ini?
12. Apa yang kau inginkan?
13. Aku mencintaimu, Bella
14. Aku mencintainya, Stef. Aku sungguh minta maaf
Pada minggu kedua bulan Februari aku, Chris dan keluarga kecil
Stefano pergi ke Agrigento untuk melihat Almond
Blossom Festival. Festival yang di adakan setiap pertengahan bulan
Februari, merupakan festival lagu-lagu rakyat, tarian tradisional, dan kembang
api. Ternyata setelah kejadian di hari Ulang Tahunku, Stefano tetap baik
padaku. Aku kira aku akan di tendang jauh dari Venezia setelah aku menolaknya.
Ternyata tidak, syukurlah. Chris-pun kini baik terhadap Stefano.
Malam tepat tanggal 14 Februarinya
Chris mengajakku ke sebuah cafe kecil di pinggir Canal. Dan memberikanku 24
tangkai bunga mawar yang indah, yang mengartikan 24 bulan kita bersama. Di kafe
ini menyediakan menu khusus hari Valentine yaitu Spaghetti saus daging,
cumi-cumi, kue Tiramisu, dan escalopes dengan marsala yaitu beberapa hidangan
eksotis yang di sediakan untuk pasangan di malam Valentine. Makan malam inipun
tidak lupa dengan iringan musik romantis dari biola, gitar serta flute.
Setelah kami selesai makan malam,
Chris mengajakku naik gondola untuk melihat pulau-pulau yang mengitari Grand
Canal. Malam ini benar-benar terasa romantis, banyak pasangan yang merayakan
Valentine di Canal. Malam yang dingin dengan turunnya salju yang indah di atas
gondola bersama kekasih serta diiringi nyanyian lagu romantis dari gondolier.
Benar-benar romantis. Dua kali aku mendapatkan moment yang romantis di tempat
yang sama dengan pria yang berbeda.
“Aku mencintaimu Chris, terima kasih
kau sudah datang kesini. Maaf dengan kesan pertama yang kau dapatkan saat tiba
di sini. Aku kira aku akan merayakan dua tahun kita sendiri”. Kataku saat
gondola kembali ke Grand Canal.
“Aku juga mencintaimu Bel. Itu tidak akan mungkin terjadi”.
Jawabnya dengan merangkul tubuhku dengan tangan kanannya.
“Tapi aku sangat sangat sangat mencintaimu Chris”.
“Bahkan aku sangat sangat sangat sangat mencintaimu Bel”. Lalu kami
tertawa bersama.
Ini kado Ulang Tahunku yang terindah. Berkeliling Roma mengunjungi
tempat-tempat wisata yang indah dan mengesankan, merayakan Natal, Tahun Baru,
dan merayakan Ulang Tahunku yang ke 23 serta Valentine yang romantis di kota
romantis Venezia. La Dolce Vita.
_TAMAT_
- Wahyu. Puspitasari -
13.11.2011
*revisi 25.11.2014*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar