expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Selasa, 25 November 2014

cerpen- la dolce vita (part1)



La dolce vita
(hidup yang indah)

Dicembre 23, 2014. Roma

“Veni, Vidi, Vici, Italia1” . Itulah empat kata yang aku teriakkan setelah turun dari pesawat terbang di bandara Fiumicino, Roma.
            “Kak, apa-apaan sih? Di liatin orang tuh”. Itu respon adik laki-lakiku yang bernama Yuwan setelah aku berteriak di lapangan bandar udara.
            “Biarin aja, mereka engga kenal kita ini”. Kataku cuek.
            Kami tiba di Roma pukul 06.30 waktu Roma. Aku melihat sekumpulan orang-orang dengan memegang bendera segitiga kecil berwarna biru muda dengan bertulisan TOUR INTERNAZIONAL DI ROMA, aku mengajak adikku untuk menghampiri mereka. Setelah aku menanyakan siapa mereka, benar saja mereka kelompok orang yang tour bersama kami, mereka dari beberapa Negara yang jam penerbangannya tidak jauh dengan kami dan saling menunggu. Lalu setelah semua orang yang di tunggu sudah berkumpul semua kami keluar bandara menunggu bus yang akan menjemput kami di pinggir pintu keluar. Tak lama kemudian aku melihat bus putih kecil dengan tulisan TOUR INTERNAZIONAL DI ROMA melaju dan melambat tepat di depan kami, kami berjalan dan masuk ke dalam bus. Saat kami memasuki bus, aku melihat dua bangku kosong tepat di belakang supir, dan aku serta adikku duduk di tempat itu. Sebelum aku duduk, aku melihat seluruh isi bus ini dan melihat wajah-wajah bahagia dari para penumpang. Aku duduk di dekat jendela, agar aku dapat melihat indahnya salju di jalanan Roma.
            Aku sangat berterima kasih pada ayah dan bundaku yang telah memberikan tiket tour selama musim dingin di Italia setelah aku menjadi Sarjana Psikologi. Dan seharusnya adikku berterima kasih padaku dan Christian kekasih ku, karena dia hari ini ikut denganku. Rencananya aku dan Chris yang akan menikmati musim dingin di Italia. Tapi karena Chris tidak bisa meninggalkan ko’assnya yang tinggal beberapa bulan, jadi Chris memberikan tiket tour pada adikku yang sedang libur menjelang tahun baru selama dua minggu.

NB : 1. Italia, aku datang, aku lihat, aku menang.


            Location at area Aventino luxurious, fasilitas tour menawarkan kenyamanan modern seperti pemandian air panas, penghangat ruangan, akses internet, dan sebuah ruang duduk yang di lengkapi televisi dan bermacam-macam buku. Hanya dengan berjalan kaki sebentar Anda bisa menemukan banyak kafe, resto pizza, toko kue, dan supermarket. Kawasan ini juga dilayani oleh Kereta Linea B (Halte Circo Massimo), juga beberapa jalur bus.
            Aku memberikan brosur tour yang telah aku baca itu ke adikku dan melihat keluar jendela ketika bus memasuki sebuah jalan raya besar yang di padati kemacetan karena jalanan di penuhi salju. Dalam waktu singkat mereka berhasil keluar dari autostrada, jalur bebas hambatan, dan melaju melewati Roma. Aku belum pernah melihat begitu banyak bangunan-bangunan yang terlihat tua. Tidak ada gedung pencakar langit atau gedung perkantoran modern, hanya ada gedung apartemen atau pertokoan. Begitu kuno, persis seperti gambar-gambar di brosur!
            Bus menyisiri sebuah lingkungan yang berlembah-lembah dan sunyi. Aku memperhatikan bahwa gedung-gedung apartemen sudah di ganti oleh rumah-rumah indah dengan taman buatan yang di kelilingi tembok. Dari sini aku bisa melihat banyak pemandangan kota, aku melihat St. Peter’s, lokasi Vatikan dan sungai Tiber yang mengalir melewati kota.
            Aku memandang panorama yang terbentang di hadapanku, didominasi oleh sungai serta kubah Vatikan yang penuh detil indah di belakangnya. Aku melihat Parco Savello. Dulu, di sini ada sebuah kastil yang dimiliki oleh sebuah keluarga yang sangat kaya. Gerbang yang mengarah ke gereja bernama Santa Sabina. Dan Circus Maximus, tempat orang romawi kuno mangadakan perlombaan kereta pada zamannya.
            Tak lama kemudian kami pun sampai di Aventino, tempat para tour tinggal selama dua minggu ini. Tempatnya mengesankan, memiliki empat tingkat, di balut plester semen berwarna kemerahan dengan detil berwarna lebih terang di sekelilingi jendela tinggi melengkung yang di bingkai oleh penutup jendela berwarna coklat.
            Kami memasuki gedung dan di sambut oleh Mr. Fabrizio, pria tampan asli Italia yang mengadakan tour ini. Dia memberikan sambutan yang hangat pada kami semua, iapun memberi tahu aturan yang berlaku di Italia, penyewaan ponsel dan lainnya. Ia memberi tahu kami bahwa di kota ini tidak sering terjadi kekerasan, namun banyak pencopet dan penjambret, jadi lebih baik kita hanya membawa surat-surat penting saat berpergian tanpa membawa tas.
            Kamarku dan kamar adikku bersebelahan. Kami beristirahat sejenak hingga sarapan siap di sajikan oleh Signora Emanuela. Saat menunggu sarapan siap di sajikan, aku memberikan kabar ke Chris, kedua orang tuaku, dan Stefano temanku yang bertempat tinggal di Venezia melalui facebook. Aku memberi tahu mereka bahwa kami sudah sampai di Aventino.
Sarapan pagi ini di awali dengan roti, susu, jus, Cappucino, dan Lasagna, pasta yang dipanggang di oven dan merupakan makanan tradisional Italia. Orang Italia tidak suka memakan makanan kalengan dan makanan yang diawetkan. Bagi mereka memakan makanan kalengan atau makanan yang sudah diawetkan adalah "sangat aneh dan menyedihkan".


Perjalanan pertama kami dimulai dari mengelilingi Forum, ini adalah jantung masyarakat Romawi kuno. Di Forum inilah orang Roma mengadakan berbagai perayaan, beribadah, berpidato, dan melaksanakan pemerintahan. Orang-orang Roma juga berbelanja, makan, minum, berkumpul dengan teman-teman mereka, dan mengunjungi spa kesehatan di sini. Setelah itu kita berjalan ke Colosseum yang terletak tidak jauh dari situ. Tempat ini adalah arena olahraga raksasa Romawi kuno, pada zaman itu hiburan berkisar antara pembunuhan dan mutilasi. Gladiator melawan gladiator, penjahat dipaksa bertarung satu sama lain sampai mati, dan binatang buas seringkali dilempar ke tengah mereka, sekedar meramaikan suasana. Tidak heran jika disini para turis sering mendengar suara-suara seperti gladiator yang sedang bertarung didalam, padahal tidak ada satu pun gladiator yang bertarung, banyak turis yang mengatakan bahwa tempat ini angker.
Dan tour hari ini di akhiri dengan berjalan mengitari Tembok Aurelia, yang mengelilingi kota Roma kuno dan melindunginya dari para penjajah. Kuil ini di dedikasikan untuk seorang tokoh ternama dalam mitologi, yaitu Hercules, putra Zeus. Dan pada bangunan kecil kedua adalah Roman Holiday yang di dalamnya terdapat Bocca della Veritá, atau Mulut Kebenaran. Sebuah patung wajah batu yang mengerikan yang terpasang di tembok. Menurut legenda abad pertengahan jika seorang pembohong memasukkan tangannya ke dalam mulut ini, rahang patung ini akan menyambarnya.
Setelah seharian mengelilingi kota Roma hari ini kita makan malam di sebuah osteria. Mereka menyajikan makanan Spaghetti, Tagliatelle, sebuah pasta klasik dari region Emilia-Romagna di Italia. Mereka tidak menyajikan Cappucino pada kami, karena di Italia Cappuccino diminum hampir selalu hanya pagi-pagi untuk makan pagi. Tidak seperti di negara lain yang hampir sepanjang hari membuat Cappucino.
Diseluruh daerah Italia dipakai bahasa Italia yang merupakan bahasa resmi. Orang Italia sangat mencintai bahasa dan daerahnya, sehingga wisatawan berbahasa asing yang datang ke Italia sedapatnya menguasai sedikit bahasa ini. Bahasa Inggris hanya digunakan di kota-kota besar seperti Roma dan Milan.
Tidak heran jika di tempat ini aku mendengar para pengunjung berbicara bahasa Italia, padahal di tempat ini di penuhi para turis. Masyarakat Italia memiliki sifat sangat dekat dengan keluarga/ memiliki hubungan kekeluargaan yang erat. Setiap jam makan siang tiba maupun setiap jam makan malam merupakan saat berkumpul dan menjadi semacam perayaan kecil bagi keluarga. Akibatnya dalam jam-jam tersebut lalulintas di kota-kota/ desa di Italia dapat menjadi sangat sepi karena seluruh masyarakat Italia biasanya pulang ke rumah untuk makan bersama keluarga. Seperti malam ini, jalanan terlihat sangat sepi. Disana hanya terlihat pohon-pohon cemara yang di hiasi dengan bermacam hiasan natal dan salju.


Hari ini hari kedua kami berada di Italia, esok adalah hari Natal dan suanasa Natal di sini sudah sangat terasa. Aku melihat orang-orang sibuk menyiapkan untuk festival La Vigilia di Natale (Malam Natal). Pada tanggal 24 Desember di provinsi tenggara Italia ada banyak kota yang menyambut kedatangan Kristus dengan api unggun tradisional (ndoccia atau farchie) di alun-alun utama Abruzzo.
Tour hari ini di mulai dari Testaccio, daerah yang bersebelahan dengan Aventino. Daerah ini lumayan muram, jenis daerah industri dan sekitarnya. Dahulu kala, tempat ini adalah tempat pembuangan sampah kota. Lalu sekarang rumah penjagalan hewan berada di bagian kota ini. Salah satu tempat terkenal dari lingkungan ini adalah sebuah piramida di mana beberapa politisi terkemuka dikuburkan ribuan tahun yang lalu. Ternyata dahulu orang-orang Roma sangat menggilai budaya mesir
  Lalu kami melanjutkan ke pantai Lido di Ostia. Jaraknya hanya setengah jam naik kereta, Ostia Antica adalah pelabuhan laut zaman Roma kuno dan merupakan pusat operasi pasukan laut selama masa keemasan kekaisaran. Di tepi pantai Lido di Ostia ramai dengan resor dan lokasinya juga dekat dengan beberapa reruntuhan Roma.
Lido di Ostia agak kumuh dan tidak terurus, tapi ada banyak restoran pizza, bar dan restoran makanan laut yang terhampar di sepanjang pantai, berdampingan dengan beberapa hotel kuno yang butuh dicat ulang. Kami bersantai di pinggir pantai dan aku memperhatikan orang-orang di sana. Nenek-nenek Italia bertubuh besar bermain bersama para balita, di sebelahnya pasangan-pasangan muda yang mengenakan baju renang mini. Kau tahu betaba dinginnya disini, tapi mereka mengenakan pakaian renang mini. Apa mereka tidak takut mati membeku? Aku juga melihat beberapa keluarga menyajikan makanan siang piknik yang mewah, lengkap dengan anggur, di atas selimut pantai mereka. Orang Italia tahu betul cara makan.
Selanjutnya kami meninjau Lapangan St. Peter, masuk ke Basilika. Kami memasuki sebuah wilayah yang bukan bagian dari Roma. Kota Vatikan diatur sepenuhnya oleh hukum-hukumnya sendiri-kota ini memiliki kepolisian sendiri, kantor pos, mata uang, dan bahkan stasiun radionya sendiri. Memasuki Basilika harus berbusana sopan, karena kita juga harus menghormati keyakinan mereka yang tinggal dan bekerja di sini. Syukur hari ini adalah musim dingin, jadi para tour tidak ada yang khawatir dengan peraturan itu, kerena semua tour menggunakan switer dan baju hangat untuk menutupi tubuh mereka.
Bangunan-bangunan tertua di sini didirikan pada abad kelima belas, dan banyak seniman Italia terhebat sepanjang masa ikut terlibat dalam desain serta dekorasinya. Museum Vatikan, yang kami kunjungi sore ini, berisi koleksi harta pusaka manakjubkan yang tiada tara nilainya. Di sini kami melihat contoh-contoh mosaik, permadani, keramik, karya logam yang mengagumkan-hampir dalam setiap medium yang bisa dibayangkan, semua di ciptakan oleh seniman dan pengrajin ahli dan telah melewati banyak zaman, hingga zaman sekarang.
Kami menghabiskan beberapa jam di museum-museum Vatikan, sampai terakhir di Kapel Sistine. Seperti yang kalian ketahui, Basilika adalah katedral terbesar di dunia, dan Pietà , karya Michelangelo, adalah salah satu dari pusaka seni teristimewa yang kami lihat.  Langit-langit Michelangelo yang ia kerjakan siang-malam selama empat tahun, di bawah tekanan terus-menerus untuk menyelesaikan tugas, sampai matanya rusak, adalah salah satu karya seni yang paling menakjubkan di dunia. Karena malam ini adalah malam Natal dan kebetulan kami berada di Vatikan. Vatikan yang sebagai pusat Katolik Roma mengadakan upacara keagamaan. Ada serangkaian massa merayakan Natal, dengan misa tengah malam menjadi salah satu yang paling penting. Karena aku dan adikku adalah muslim kami meminta izin kepada Mr. Fabrizio untuk kembali ke Aventino lebih awal. Dan Mr. Fabrizio pun mengizinkan kami untuk kembali ke Aventino.
“Grazie per la Sua gentilezza Mr. Fabrizio. Buon Natale2”. Kataku ketika Mr. Fabrizio mengizinkan kami untuk kembali ke Aventino lebih awal..
“Sei il benvenuto, signorina Bella3”. Jawabnya dengan senyuman manis khasnya.

NB : 2. Terima kasih atas kebaikan Anda Mr.Fabrizio. Selamat Natal.
             3. You’r welcome, nona Bella.

Sepanjang liburan Natal banyak yang kami lakukan di Aventino. Beberapa hari ini kami tidak melakukan tour di luar, kami merayakan tradisi Natal di penginapan. Pada kalender Italia 25 Desember bukan hari raya khusus. Sepanjang bulan Desember dan Januari ada sejumlah hari libur keagamaan untuk menandai musim. Seperti:
tanggal 6 Desember adanya festifal La Festa di San Nicola, Festival untuk menghormati St Nicholas, santo pelindung gembala
tanggal 8 Desember L'Immacolata Concezione, perayaan Immaculate Conception
tanggal 13 Desember La Festa di Santa Lucia, Hari St Lucy
tanggal 24 Desember La Vigilia di Natale, Malam Natal seperti yang di lakukan di Vatikan lalu
tanggal 25 Desember jelas hari Natal, di Natale
tanggal 26 Desember La Festa di Santo Stefano, Hari St Stephen menandai pengumuman kelahiran Yesus dan kedatangan Tiga Orang Bijak
tanggal 31 Desember La Festa di San Silvestro, Malam Tahun Baru
tanggal 1 Januari Il Capodanno, Hari Tahun Baru
tanggal 6 Januari La Festa dell'Epifania, Epiphany ini
            Kami melakukan beberapa tradisi yang orang Italia lakukan selama Natal seperti: The Ceppo, bingkai kayu beberapa meter tinggi yang dirancang dalam bentuk piramida. Bingkai ini mendukung beberapa tingkatan rak, sering dengan adegan palungan di bawah diikuti dengan hadiah kecil buah, permen, dan menyajikan di rak atas. Lilin kecil diikat ke sisi runcing dan bintang atau boneka kecil tergantung di puncak. Seperti menghias pohon natal. Lalu Takdir urn, Suatu tradisi kuno di Italia panggilan untuk setiap anggota keluarga secara bergiliran menggambar hadiah dibungkus keluar dari sebuah mangkuk hias besar sampai semua hadiah didistribusikan. Namun kami melakukan panggilan bergilir kepada semua para tour. Dan kami juga melakukan Zampognari dan Pifferai, di Roma dan sekitarnya bagpipers dan pemain flute, dalam warna-warni kostum tradisional rompi kulit domba, celana di atas lutut, stoking putih dan jubah hitam panjang, melakukan perjalanan dari rumah mereka di pegunungan Abruzzi untuk menghibur kerumunan orang di kuil agama. Mr. Fabrizio, beserta Signor dan Signora Emanuelalah yang melakukan perjalanan itu ke kamar-kamar para tour dan membagikan hadiah pada kami, ia memberikan Permen tradisional i Dolci item terpenting untuk menu di Natale.
            Sungguh Natal yang mengesankan, baru pertama kali ini aku melakukan tradisi Natal, di Italia pula. Aku tahu perasaan mereka para tour yang merayakan Natal tanpa berkumpul bersama keluarga, mereka pasti sedih meskipun wajah mereka tampak bahagia, karena berkumpul bersama keluarga adalah kado terindah dalam acara apapun.
            Signora Emanuel tidak lupa membuat hidangan menu Natal pada kami, ia membuatkan kami baccalà (ikan cod asin), bihun, pasta panggang , ayam kebiri dan kalkun, beserta penutupnya Cicerata makanan penutup manis yang menjabat selama liburan Natal, struffoli (Neapolitan kue madu), Cenci (pita goreng kue ditaburi dengan gula bertenaga), buah ara kering, almond manisan, chestnut, buah-buahan dan sayuran marzipan. Rasanya luar biasa lezat, Signora Emanuel sangat pandai membuat hidangan tradisional Italia.


Pada tanggal 31 Desember kami merayakan festival malam Tahun Baru La Festa di San Silvestro. Seperti festival Italia lainnya, makanan adalah peran utama dalam festival ini. Kami berkumpul bersama untuk sebuah pesta besar. Bintang malam adalah lentil, melambangkan uang dan nasib baik untuk tahun mendatang. Secara tradisional, makan malam di banyak bagian Italia juga mencakup Lenticchie Stufate di Capodanno, cotechino, sosis dibumbui besar, atau sebuah zampone, boneka babi pengeliling. Daging babi melambangkan kekayaan kehidupan di tahun mendatang. Tapi aku dan adikku tidak bisa mencicipi zampone yang terlihat lezat itu.
Kembang api besar tengah malam menampilkan merayakan datangnya Tahun Baru. Kebanyakan kota memiliki layar publik di alun-alun. Kami pergi ke Naples untuk merayakan Tahun Baru, Naples dikenal karena memiliki salah satu menampilkan kembang api Tahun Baru yang terbaik dan terbesar di Italia. Selain kembang api, menari juga populer dan banyak di lakukan di kota-kota seperti Roma, Milan, Bologna, Palermo, dan Napoli. Tahun Baru juga dirayakan dengan spumante atau prosecco, anggur bersoda Italia. Tahun Baru sering akan bertahan sampai matahari terbit untuk melihat matahari terbit pertama di tahun yang baru lahir. Satu hal lagi, kami tidak lupa untuk mengenakan pakaian merah untuk cincin di Tahun Baru. Orang Italia mengatakan itu akan membawa keberuntungan pada kami di tahun mendatang.


            Selama dua minggu kami melakukan perjalanan ke Roma, Vatikan, Naples, Pompeii, dan kota lainnya. Serta melakukan kegiatan tradisi Natal Italia, dan Tahun Baru di Naples, hari ini adalah hari perpisahan kami. Aku sangat bahagia ketika melakukan perjalanan ini bersama yang lain, dan aku sedih ketika kita harus berpisah. Aku mengantar adikku kebandara Fiumicino untuk kepulangannya ke Indonesia, dan sesuai rencana awal, aku melanjutkan perjalanan ke Venezia bersama Stefano. Stefano menjemputku  dengan Ferari hitam terbarunya di bandara Fiumicino.
            “Dove va Noi?4”. Tanya Stefano saat kami dalam perjalanan
            “Al ristorante5”. Jawabku
            “Boun’idea! Andiamo al ristorante!6”. Stefano mensetujui usulku. Dan kamipun meninggalkan kota Roma.
            Selama perjalanan aku melihat sungai-sungai kecil dan beberapa gereja megah yang indah. Setelah beberapa jam perjalanan dari Roma ke Venezia, Stefano menghentikan mobilnya di parkiran restoran ternama di Venezia. Suasana di sini sangatlah romantis. Saat kami memasuki restoran, kami di sambut oleh dua patung berwarna coklat dengan pakaian seperti bangsa romawi kuno yang memegang tongkat di tangan kirinya, di langit-langitnya di penuhi lukisan indah, dan kamipun mendengar alunan musik romantis kombinasi dari gitar, Biola dan Flute.
Stefano memesan Pizza Ai Frutti Di Mare, Pizza ini menggunakan topping aneka seafood seperti ikan kakap merah, udang, salmon, kerang hijau di balut dengan keju mozzarella. Dan aku memesan Pizza Quatro Fromagi, pizza ini menggunakan 4 jenis keju Italia yaitu, Parmesan, Gorgonzola, Ricotta dan Mozzarela yang tentunya akan memberikan pengalaman tersendiri dengan kekayaan rasa kejunya. Uniknya pizza di sini tidak di panggang dengan oven melainkan secara tradisional menggunakan tungku. Menggunakan tungku memiliki keunggulan dalam hal aroma dibanding menggunakan oven. Itu yang dikatakan Stefano padaku.
            Setelah selesai makan sore, Stefano mengajakku ke Palazzo Ducale, jaraknya hanya 0,1 km dari pusat kota. Palazzo Ducale adalah objek wisata  tempat bersejarah, aku melihat bangunan-bangunan arsitektur yang mengagumkan dari museum dan galeri di sini. Italia begitu banyak tempat-tempat yang mengagumkan. Jika kau mencintai seni negara inilah yang cocok untuk kau kunjungi.

NB : 4. Kemana kita akan pergi?
            5. Ke restoran.
           6. Gagasan bagus! Mari kita pergi ke restoran!


            Di rumah Stefano aku di sambut dengan baik oleh kedua orang tua Stefano dan adik perempuannya. Pas saat kami sampai Signor Andrea ayah Stefano sedang menonton televisi, Stefanopun duduk didekat ayahnya, Aku dan Petrecca adik Stefano membantu Signora Andrea yang sedang menyiapkan makan malam di dapur. Signora Andrea membuat Cappucino di Fungi, makanan sejenis sup khas Venezia, Pizza Bianco dengan adonan tipis kering yang di penuhi dengan keju Parmesan dan Mozzarela serta membuat Spaghetti, pake saus pesto, dan black and green olive.
            Berjam-jam kami berbincang-bincang di meja makan, benar yang orang bilang tentang kegiatan makan orang Italia di rumah ‘Kegiatan makan siang atau makan malam dirumah bersama keluarga ini bisa menghabiskan waktu berjam-jam’. Kalau di rumahku hanya makan malam saja kami bisa berkumpul bersama di meja makan. Ini adalah moment yang sangat jarang aku dapatkan di rumah, rela pulang dari kantor demi makan bersama keluarga di rumah.
            Meskipun aku tinggal enam minggu di rumah Stefano secara gratis bukan berarti aku tidak melakukan apa-apa. Aku di bantu Stefano untuk mencari pekerjaan selama aku tinggal di Venezia. Aku bekerja di restoran pertama yang aku kunjungi saat aku di Venezia, aku dapat bayaran tiap minggunya, disini memang banyak lowongan kerja sepanjang liburan, apa lagi liburan musim dingin seperti ini. Stefano selain kuliah teknik di universitas La Sapienza juga sebenarnya bekerja sepanjang musim dingin ini di Grand Canal sebagai gondolier, seorang pendayuh gondola yang sambil bernyanyi romantis untuk para penumpangnya. Yang ku tahu para gondolier itu tampan dan juga memiliki suara merdu, berarti selain tampan Stafano pun memiliki suara yang merdu. Tak menyangka aku mempunyai teman seperti dia.

            Setiap kami libur kerja, Stefano selalu mengajakku jalan-jalan mengunjungi tempat wisata di Venezia seperti Galeri Academia, Sestieri, Piazzas dan campi Venesia, Istana dan Palazzi, dan banyak lagi tempat wisata yang indah lainnya. Ia dan keluarganya pun  mengajakku ke stadion Pierluigi Penzo untuk melihat tim sepak bola mereka bermain disana. Di Italia hampir seluruh warganya sangat mencintai sepak bola, tak heran jika Signora Andrea ikut meramaikan stadion. Sebenarnya aku sama sekali tidak mengerti tentang sepak bola, tapi kapan lagi aku bisa melihat secara langsung pertandingan persahabatan antara tim Inter Milan dengan Venezia.



            Sudah hampir dua bulan ini aku berada di Italia, aku sangat rindu dengan keluargaku di Indonesia dan kekasihku Chris, besok adalah Ulang Tahunku dan tahun ini aku tidak berkumpul dengan orang-orang yang aku cintai di hari lahirku.
            Pagi harinya ketika aku keluar kamar ternyata Stefano, Petrecca, Signor Andrea beserta Signora Andrea, sudah kumpul di meja makan dengan cake Ulang Tahun yang tertulis ‘TANTI AUGURI, BELLA7’ dengan lilin angka 23, aku sangat terkejut dengan ini semua, mereka tahu Ulang Tahunku dari mana? Ah tidak peduli mereka tahu dari mana, aku akan tetap berterima kasih dengan semuanya karena sudah membuatkanku kejutan. Dan tidak hanya itu, aku di berikan kado oleh Petrecca sebuah gelas kristal yang indah dan unik. Venezia dikenal sebagai daerah penghasil suvenir kristal bermutu tinggi di Eropa dengan berbagai bentuk.
Malamnya aku di ajak oleh Stefano menggunakan Vespa biru mudanya ke Grand Canal untuk mengelilingi pulau Burano, Lido, Murano, Isola di San Michele, Sant'Erasmo, San Lazzaro degli Armeni, dan pulau lainnya yang mengelilingi Venezia. Stefano sendirilah yang mendayung gondolanya dan bernyanyi lagu romantis untukku. Malam yang indah, andai saja Chris yang bersamaku, pasti Ulang Tahunku sangat sempurna.
            Dalam perjalanan kembali pulang ke rumah Stefano, Stefano menghentikan skuternya di pinggir jalan dekat pohon cemara yang tinggi dan indah masih dengan penuh hiasan Natal. Aku tidak tahu mengapa ia tiba-tiba menghentikan skuternya disini.
“Che cosa c’e Stefano?8”. tanyaku bingung.
“Attendetemi qui!9”. Perintah Stefano setelah dia memarkirkan skuternya, aku menuruti perintahnya, aku menunggunya di atas skuter sedangkan ia berlari entah kemana. Aku menunggunya kira-kira lima menit. Ketika aku sedang melamun tiba-tiba ada sebuah tangan kanan dari belakang ku yang memegang setangkai bunga mawar merah di hadapanku, saat aku membalikkan tubuh, aku melihat Stefano ada di belakangku.
“Da dove viene?10”. Tanyaku bingung, aku tidak melihat ia kembali, tapi ia sudah ada di belakangku. Dia hanya tersenyum membalas pertanyaanku dan aku semakin tidak mengerti ketika bunga yang ia pegang di hadapkan kepadaku “Che cosa è questo?11”.
“Ini mawar untukmu”. Jawabnya tetap dengan aksen Italia yang kental.
Aku menerima mawar pemberiannya dan tersenyum padanya “Terima kasih”.
“Mawar ini sebagai tanda cintaku padamu Bella. Bolehkah aku menjadi kekasihmu?”. Aku sontak saja kaget dan hampir terjatuh dari skuter Stefano, aku hanya diam binggung harus bicara apa. Selama beberapa minggu ini aku bersama Stefano tidak mungkin juga di antara kami tidak ada perasaan apa-apa, dan aku juga tidak bisa membohongi diriku sendiri. Aku juga menyukai dan menyayanginya, siapa yang tidak suka dengan pria Italia yang tampan, baik hati, dan romantis seperti dirinya? Kalau saja aku tidak memiliki Chris, tanpa pikir panjang aku akan menerimanya.
“Aku menghargai semua kebaikanmu padaku, tapi maaf aku sudah memiliki kekasih Stefano”.
“Aku tahu itu, tapi aku tidak peduli. Aku mencintaimu sejak kita pertama kali jalan bersama”.
            Aku sungguh bingung, aku memiliki Chris dan kalau aku menolaknya apakah aku masih di izinkan untuk tetap tinggal di rumahnya? Atau aku akan di tendang jauh-jauh dari Venezia? Kalau aku terima, bagaimana dengan hubungan aku dan Chris? “Haruskah aku menjawab itu sekarang?”. Tanyaku agak ragu.
            “Tentu”. Jawabnya dan menunggu jawaban dariku. Aku diam sejenak untuk memikirkan kata apa yang tepat untuk aku sampaikan padanya sehingga aku tidak menyakitinya.
            Aku juga menyukaimu dan menyayangimu Stef. Tapi maaf, aku hanya memiliki satu hati dan aku sudah menukarkan hatiku dengan hatinya Chris kekasihku. Dan kini hati yang ada di tubuhku adalah milik Chris”. Lalu aku berdiri di hadapannya dan menangkup wajahnya yang dingin dengan kedua tanganku “Tapi jangan khawatir kau akan selalu aku simpan di hatiku paling dalam sebagai sahabatku yang terbaik dari Venezia, dan itu tidak akan pernah aku hapus dan aku lupakan”. Lalu aku mendekatkan wajahnya dengan wajahku dan aku mencium bibirnya dengan mata yang tertutup. Stefano-pun membalas ciumanku dengan begitu lembut dan memeluk tubuhku dengan lembut dan hangat. Ketika itu salju turun dengan begitu indah.
            “BELLA! APA YANG KAU LAKUKAN?”. Aku mendengar suara yang aku kenal dari arah belakang stefano. Mana mungkin dia, kataku dalam hati. Aku membuka mataku perlahan dan sontak aku kaget ketika meliha melihat sosok pria tinggi kurus dengan berpakaian baju musim dingin berwarna hitam di belakang Stafano, lalu aku melepaskan ciuman itu dan melepaskan tubuhku dari pelukan Stefano dan menjauhin tubuhku dari tubuh Stefano.
            “Chris. Sejak kapan kau ada di situ?”. Tanyaku kaget ketika tiba-tiba melihat Chris berdiri tidak jauh dari kami.
            “APA YANG KAU LAKUKAN DENGAN PRIA ITU DI JALANAN SEPERTI INI?!”. Bentak Chris dan menarik tanganku menjauhi Stefano. “What are you doing with my girlfriend?” Chris meninju pipi kiri Stefano dengan begitu kencang hingga Stefano hampir terjatuh, dan bibir kirinya berdarah.
            “Aku bisa jelasin semuanya Chris”. Aku mulai panik dan menenangkan Chris yang sudah mulai marah.
            “Apa yang perlu dijelasin? Semuanya udah jelas, aku melihat semuanya di sini. Kau berciuman dengannya, kau menghianati cinta kita. Kita akhiri saja hubungan kita disini, aku kecewa denganmu. Ternyata kau main di belakangku saat kita terpisah benua?”. Chris pergi meninggalkan kami. Saat aku akan mengejarnya Stefano menarik  tangan kananku menahan aku pergi.
            “Che cosa desidera?12”. Kataku berusaha melepaskan tanganku dari genggamannya yang erat.
            “Ti amo, Bella13”. Katanya tetap memegang tanganku erat.
            “Lo lo amo, Stef. Mi dispiace tanto14”. Kataku dan melepaskan genggaman tangannya dari tanganku dengan perlahan. Stefano-pun melepaskan genggamannya. Lalu aku mengejar dan mencari Chris yang sudah berjalan jauh dariku. Ketika aku yakin melihatnya aku berlari dan berteriak memanggil namanya, Chris-pun berhenti dan membalikkan tubuhnya. Lalu aku memeluknya dengan erat.
            “Aku minta maaf Chris, sungguh bukan Stefano yang salah. Ini semua salah paham. Aku yang salah, aku yang menciumnya terlebih dahulu. Ia bilang mencintaiku, tapi aku mencintaimu dan aku tak ingin kehilanganmu. Aku menciumnya untuk tanda persahabatan. Jangan marah Chris ku mohon”. Kataku mencoba menjelaskan kepadanya dengan pipi yang di penuhi air mata.
“Kau tidak bohong dengan yang kau katakan?”. Tanya Chris.
“Tidak. Kapan aku pernah berbohong denganmu? Aku mencintaimu Chris. Aku enggak mau ini semua berakhir”.
“Aku juga mencintaimu Bel. Jangan buat cintaku padamu luntur, karena itu akan menyakitkan”. Katanya dan Chris membalas memelukku dan mengkecup keningku dengan lembut.

NB : 7. Selamat Ulang Tahun, Bella.
             8. Ada apa Stefano?
            9. Tunggu saya disini
        10. Dari mana kamu datang
       11. Apa ini?
      12. Apa yang kau inginkan?
     13. Aku mencintaimu, Bella
    14. Aku mencintainya, Stef. Aku sungguh minta maaf

Pada minggu kedua bulan Februari aku, Chris dan keluarga kecil Stefano pergi ke Agrigento untuk melihat Almond Blossom Festival. Festival yang di adakan setiap pertengahan bulan Februari, merupakan festival lagu-lagu rakyat, tarian tradisional, dan kembang api. Ternyata setelah kejadian di hari Ulang Tahunku, Stefano tetap baik padaku. Aku kira aku akan di tendang jauh dari Venezia setelah aku menolaknya. Ternyata tidak, syukurlah. Chris-pun kini baik terhadap Stefano.
            Malam tepat tanggal 14 Februarinya Chris mengajakku ke sebuah cafe kecil di pinggir Canal. Dan memberikanku 24 tangkai bunga mawar yang indah, yang mengartikan 24 bulan kita bersama. Di kafe ini menyediakan menu khusus hari Valentine yaitu Spaghetti saus daging, cumi-cumi, kue Tiramisu, dan escalopes dengan marsala yaitu beberapa hidangan eksotis yang di sediakan untuk pasangan di malam Valentine. Makan malam inipun tidak lupa dengan iringan musik romantis dari biola, gitar serta flute.
            Setelah kami selesai makan malam, Chris mengajakku naik gondola untuk melihat pulau-pulau yang mengitari Grand Canal. Malam ini benar-benar terasa romantis, banyak pasangan yang merayakan Valentine di Canal. Malam yang dingin dengan turunnya salju yang indah di atas gondola bersama kekasih serta diiringi nyanyian lagu romantis dari gondolier. Benar-benar romantis. Dua kali aku mendapatkan moment yang romantis di tempat yang sama dengan pria yang berbeda.
            “Aku mencintaimu Chris, terima kasih kau sudah datang kesini. Maaf dengan kesan pertama yang kau dapatkan saat tiba di sini. Aku kira aku akan merayakan dua tahun kita sendiri”. Kataku saat gondola kembali ke Grand Canal.
“Aku juga mencintaimu Bel. Itu tidak akan mungkin terjadi”. Jawabnya dengan merangkul tubuhku dengan tangan kanannya.
“Tapi aku sangat sangat sangat mencintaimu Chris”.
“Bahkan aku sangat sangat sangat sangat mencintaimu Bel”. Lalu kami tertawa bersama.
Ini kado Ulang Tahunku yang terindah. Berkeliling Roma mengunjungi tempat-tempat wisata yang indah dan mengesankan, merayakan Natal, Tahun Baru, dan merayakan Ulang Tahunku yang ke 23 serta Valentine yang romantis di kota romantis Venezia. La Dolce Vita.
_TAMAT_
- Wahyu. Puspitasari -
                                                                                                                   13.11.2011
*revisi 25.11.2014*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar